Pernikahan menyingkap tabir rahasia.
Suami yang menikahimu tidaklah semulia Muhammad SAW,tidak setaqwa Ibrahim,pun tidak setabah Ayub. Apalagi setampan Yusuf.
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita membangun keturunan yang sholeh.
Pernikahan menyadarkan akan kewajiban bersama.
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya. Suami adalah nahkoda kapal, dan kamu pengemudinya. Saat suami seorang raja, kamu dspat merasakan anggur singgasananya.
Dan ketika suami menjadi racun,kamulah penawar bisanya.
Sungguh,tatkala suami sebagai inti jantung keluarga, maka istri-lah rusuk pelindungnya.
Seandainya suami bengis lagi lancang, maka berhati-hatilah meluruskannya.
Pernikahan menginsyafkan kita perlunya keimanan dan ketaqwaan. Untuk belajar meniti ridho Allah SWT.
Karena memiliki suami yang tak sehebat mana, justru kamu akan tersentak dari alpa.
Kamu bukanlah Khadijah yang sempurna dalam menjaga, pun bukan Hajar yang setia dalam sengsara.
Cuma wanita akhir zaman yang memcoba untuk menjadi istri salehah.
Thursday, September 10, 2009
Untuk Para Suami Renungkanlah......
Pernikahan menyingkap tabir rahasia. Istri yang kamu nikahi tidak semulia Khadijah, tidak setaqwa Aisyah,pun tidak setabah Fatimah. Justru isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi solehah.
Pernikahan menyadarkan akan kewajiban bersama. Isterimu menjadi tanah, kamu langit penaungnya. Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya. Istri ibarat ternak, kamu penggembalanya. Istri adalah murid, kamu mursyidnya. Istri bagaikan anak kecil. Kamu tempat bermanja dan berkeluh kesahnya. Dan ketika istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya.
Seandainya isteri tulang yang bengkok maka berhati-hatilah meluruskannya. Pernikahan menginsyafkan kita perlunya keimanan dan ketaqwaan. Untuk belajar meniti ridho Allah SWT. Karena memiliki istri yang sehebat mana, justru kamu akan tersentak dari alpa. Kamu bukanlah Rasullah SAW, pun bukan Sayyidina Ali Karramallahuwajhah. Cuma suami akhir zaman yang mencoba untuk menjadi suami sholeh..
Pernikahan menyadarkan akan kewajiban bersama. Isterimu menjadi tanah, kamu langit penaungnya. Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya. Istri ibarat ternak, kamu penggembalanya. Istri adalah murid, kamu mursyidnya. Istri bagaikan anak kecil. Kamu tempat bermanja dan berkeluh kesahnya. Dan ketika istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya.
Seandainya isteri tulang yang bengkok maka berhati-hatilah meluruskannya. Pernikahan menginsyafkan kita perlunya keimanan dan ketaqwaan. Untuk belajar meniti ridho Allah SWT. Karena memiliki istri yang sehebat mana, justru kamu akan tersentak dari alpa. Kamu bukanlah Rasullah SAW, pun bukan Sayyidina Ali Karramallahuwajhah. Cuma suami akhir zaman yang mencoba untuk menjadi suami sholeh..
Subscribe to:
Posts (Atom)